Satu-satunya Satria Tyas Ening yang muksa hanyalah Yudistira.
Yudistira sebagai Ksatria sempurna. Sebagai seorang Raja sempurna. Sebagai seorang manusia pun sempurna pula. Yudistira sabar darana, jujur, rila, ikhlas, dan narima ing panduming URIP. Yudistira penuh kasih kepada siapa pun saja. Kepada anjingnya pun Yudistira sangat kasih sekali, setia, sampai ketika Yudi
stira
oleh Dewa Shiva disuruh meninggalkan anjingnya di puncak Gunung Himalaya
ketika Yudistira dianugerahi muksa, Yudistira tidak mau, Yudistira
lebih baik tidak muksa dan tetap bersama anjingnya di puncak Gunung
Himalaya itu, daripada harus meninggalkan anjingnya sendiri.
Di dalam Perang Besar Bharatayuda hanya dengan berdiam diri saja Yudistira adalah satu-satunya ksatria yang dapat memusnahkan kedahsyatan Aji Candabirawa dari Raja Salya yang berwujud beribu-ribu raksasa bajang yang dapat membelah diri ketika terkena senjata apa pun juga.
Yudistira merupakan tokoh teladan pendekar-pendekar didikan Persaudaraan Occ Pangastuti yang sebagai satria tyas ening selalu bersemboyan Sura Dira Jayaning Rat Lebur Dening Pangastuti.SATRIA WENING
Dalam Ceritera Pewayangan yang berbasis Wiracarita Mahabharata diceriterakan Dua kelompok Satria bersaudara yang pada akhirnya bertempur di dalam Perang Besar Bharatyudha.
Dua kelompok Satria Bersaudara itu adalah :
1. 100 Satria Kaurawa yang bersifat angkara murka, penuh sifat EGO EGOISME EGOSENTRISME, yang selalu senang sekali hidup berfoya-foya, yang selalu mengumbar hawa nafsu hedonistis dan hawa nafsu Angkara Murka, sampai-sampai tidak mau mengembalikan Kerajaan Inderaprastha kepada pemilik sahnya, dan selalu berusaha menyingkirkan dan membunuh para pemilik sahnya, supaya mereka dapat terus menguasai Kerajaan Inderaprastha tersebut.
2. 5 Satria Pandawa, pemilik sah Negara Hastinapura dan Negara Inderaprastha, yang bersifat Rendah Hati, penuh Kasih kepada siapa pun saja, melindungi siapa pun saja yang benar, selalu menegakkan kebenaran dan keadilan di mana pun saja mereka berada, sabar, jujur, selalu menerima Ketentuan Hyang Mahaagung, selalu rila legawa, ikhlas tanpa pamrih sedikit pun di dalam menjalani semua Dharmanya sebagai Ksatria, selalu manekung dan maneges pada Kehendak Hyang Mahaagung, selalu rajin melakukan tapa brata mesu sarira untuk selalu meningkatkan kualitas spiritualitas mereka, selalu menjaga keheningan atau keweningan jiwa mereka hati mereka, tidak senang hidup berfoya-foya, tidak senang hidup mengumbar hawa nafsu angkara murka dan hawa nafsu hedonistis, dan sifat-sifat luhur yang lainnya lagi.
Kelima Satria Pandawa itulah yang disebut Satria Wening, Satria yang selalu menjaga dan meningkatkan kualitas keheningan keweningan jiwa mereka hati mereka di dalam melaksanakan dan menjalankan Dharmanya sebagai Ksatria di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Persaudaraan Occ Pangastuti selalu berusaha menghasilkan Satria-Satria Wening, pendekar-pendekar Indonesia yang selalu beriman bulat 100% hanya kepada TUHAN saja, yang selalu rendah hati, yang selalu jujur, yang selalu sabar, tidak mau terpancing hawa nafsu amarah angkara murka, yang selalu narima ing Panduming Urip, yang selalu rila apabila disakiti hatinya, yang selalu ikhlas tanpa pamrih di dalam menjalankan semua dharmanya sebagai pendekar, yang selalu menegakkan kebenaran dan keadilan di mana pun mereka berada, yang selalu berani melindungi yang yang lemah dan benar di mana pun mereka berada, yang tidak mengedepankan kesenangan hidup berfoya-foya, yang tidak mengedepankan kesenangan hidup mengumbar hawa nafsu hedonistis.
SURA DIRA JAYANING RAT LEBUR DENING PANGASTUTI
Sura dira jayaning rat lebur dening pangastuti ..... segala ilmu kadigdayan serta kasaktian akan sirna berhadapan dengan KASIH ....
Sebuah kata-kata bijak di dalam dunia persilatan mengatakan bahwa pertahanan yang paling baik adalah menyerang, baik menyerang dengan jurus-jurus yang baik dan benar dan tepat, maupun menyerang dengan daya prabawa batin yang terpancar kuat.
DAYA PRABAWA BATIN YANG PALING KUAT PANCARAN PRABAWANYA ADALAH KASIH, sehingga pancaran daya prabawa KASIH merupakan pertahanan bela diri yang paling handal di antara segala macam pancaran daya prbawa batin yang lainnya ....
Di dalam Perang Besar Bharatayuda hanya dengan berdiam diri saja Yudistira adalah satu-satunya ksatria yang dapat memusnahkan kedahsyatan Aji Candabirawa dari Raja Salya yang berwujud beribu-ribu raksasa bajang yang dapat membelah diri ketika terkena senjata apa pun juga.
Yudistira merupakan tokoh teladan pendekar-pendekar didikan Persaudaraan Occ Pangastuti yang sebagai satria tyas ening selalu bersemboyan Sura Dira Jayaning Rat Lebur Dening Pangastuti.SATRIA WENING
Dalam Ceritera Pewayangan yang berbasis Wiracarita Mahabharata diceriterakan Dua kelompok Satria bersaudara yang pada akhirnya bertempur di dalam Perang Besar Bharatyudha.
Dua kelompok Satria Bersaudara itu adalah :
1. 100 Satria Kaurawa yang bersifat angkara murka, penuh sifat EGO EGOISME EGOSENTRISME, yang selalu senang sekali hidup berfoya-foya, yang selalu mengumbar hawa nafsu hedonistis dan hawa nafsu Angkara Murka, sampai-sampai tidak mau mengembalikan Kerajaan Inderaprastha kepada pemilik sahnya, dan selalu berusaha menyingkirkan dan membunuh para pemilik sahnya, supaya mereka dapat terus menguasai Kerajaan Inderaprastha tersebut.
2. 5 Satria Pandawa, pemilik sah Negara Hastinapura dan Negara Inderaprastha, yang bersifat Rendah Hati, penuh Kasih kepada siapa pun saja, melindungi siapa pun saja yang benar, selalu menegakkan kebenaran dan keadilan di mana pun saja mereka berada, sabar, jujur, selalu menerima Ketentuan Hyang Mahaagung, selalu rila legawa, ikhlas tanpa pamrih sedikit pun di dalam menjalani semua Dharmanya sebagai Ksatria, selalu manekung dan maneges pada Kehendak Hyang Mahaagung, selalu rajin melakukan tapa brata mesu sarira untuk selalu meningkatkan kualitas spiritualitas mereka, selalu menjaga keheningan atau keweningan jiwa mereka hati mereka, tidak senang hidup berfoya-foya, tidak senang hidup mengumbar hawa nafsu angkara murka dan hawa nafsu hedonistis, dan sifat-sifat luhur yang lainnya lagi.
Kelima Satria Pandawa itulah yang disebut Satria Wening, Satria yang selalu menjaga dan meningkatkan kualitas keheningan keweningan jiwa mereka hati mereka di dalam melaksanakan dan menjalankan Dharmanya sebagai Ksatria di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Persaudaraan Occ Pangastuti selalu berusaha menghasilkan Satria-Satria Wening, pendekar-pendekar Indonesia yang selalu beriman bulat 100% hanya kepada TUHAN saja, yang selalu rendah hati, yang selalu jujur, yang selalu sabar, tidak mau terpancing hawa nafsu amarah angkara murka, yang selalu narima ing Panduming Urip, yang selalu rila apabila disakiti hatinya, yang selalu ikhlas tanpa pamrih di dalam menjalankan semua dharmanya sebagai pendekar, yang selalu menegakkan kebenaran dan keadilan di mana pun mereka berada, yang selalu berani melindungi yang yang lemah dan benar di mana pun mereka berada, yang tidak mengedepankan kesenangan hidup berfoya-foya, yang tidak mengedepankan kesenangan hidup mengumbar hawa nafsu hedonistis.
SURA DIRA JAYANING RAT LEBUR DENING PANGASTUTI
Sura dira jayaning rat lebur dening pangastuti ..... segala ilmu kadigdayan serta kasaktian akan sirna berhadapan dengan KASIH ....
Sebuah kata-kata bijak di dalam dunia persilatan mengatakan bahwa pertahanan yang paling baik adalah menyerang, baik menyerang dengan jurus-jurus yang baik dan benar dan tepat, maupun menyerang dengan daya prabawa batin yang terpancar kuat.
DAYA PRABAWA BATIN YANG PALING KUAT PANCARAN PRABAWANYA ADALAH KASIH, sehingga pancaran daya prabawa KASIH merupakan pertahanan bela diri yang paling handal di antara segala macam pancaran daya prbawa batin yang lainnya ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar